ANALISA SAHAM BMTR ( GLOBAL MEDIACOM Tbk)
Company Background
Sebagai grup perusahaan media yang paling terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara, PT Global Mediacom Tbk (BMTR atau Perseroan) memegang portofolio media terbesar. BMTR merupakan market leader dalam industri TV FTA dan TV Berlangganan selama bertahun-tahun. Mayoritas pendapatan Perseroan dikontribusikan oleh dua lini bisnis utama. Media berbasis konten dan iklan, yang dikelola oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), saat ini menghasilkan pendapatan bagi Perseroan sebesar 66%. Sementara itu, media berbasis langganan Perseroan yaitu PT MNC Vision Networks, saat ini berhasil memperoleh pendapatan bagi Perseroan sebesar 29%.
Bisnis inti MNCN terdiri dari 4 stasiun TV FTA nasional: RCTI, MNCTV, GTV dan iNews. Saat ini MNCN merupakan pemilik content library terbesar di Indonesia dengan lebih dari 300.000 jam konten dan terus meningkat lebih dari 20.000 jam per tahunnya. Seluruh konten tersebut diproduksi oleh perusahaan produksi inhouse yaitu MNC Pictures, MNC Animation, Star Hits dan MNC Film Indonesia. MNCN juga mengoperasikan 6 portal berita online yaitu okezone.com, sindonews.com, iNews.id, IDXchannel.com celebrities.id dan sportstars.id. MNCN juga mengembangkan media digital business melalui platform RCTI+, Multi-Channel Network (MCN) di Youtube, Facebook, Tiktok, situs video sharing Metube.id. Bisnis inti IPTV terdiri dari TV Kabel berlangganan DTH pasca-bayar (MNC Vision) dan pra-bayar (K-Vision) yang merupakan pemimpin bisnis TV Kabel berlangganan di Indonesia dengan market share lebih dari 90%, operator internet broadband dan TV Kabel Fiber Optik terbesar ke 3 di Indonesia melalui MNC Play, dan platform media Over The Top (OTT) dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia melalui Vision+.
BMTR juga memiliki usaha media lainnya yang masih berhubungan dan mendukung fokus utama perseroan, seperti MNC Shop, perusahaan travel dan belanja online Mister Aladin, dan perusahaan fashion e-commerce The F Thing, Didirikan pada tanggal 30 Juni 1981, Perseroan pada awalnya merupakan konglomerasi yang bergerak dalam sektor perdagangan umum. Setelah melakukan beberapa akuisisi dan divestasi, Perseroan mengubah fokus usahanya ke industri media. Pada tahun 2007, Perseroan menegaskan fokus baru ini dengan melakukan rebranding menjadi PT Global Mediacom Tbk. Perseroan adalah perseroan publik dan sahamnya telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1995, dengan kode saham BMTR.
Lo Kheng Hong terus membeli saham BMTR. Beliau adalah investor terkenal yang sukses di pasar saham.
Saat ini 6 April 2022 harga saham 258 dengan PBV 0.32x dan PER 3.31 . Net income sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 .
Total Aset masih jauh lebih besar 2 kali dibandingkan total liabilitas. Total asset lancar juga hampir 2 kali lipat total liabilitas jangka pendek.
Pinjaman bank jangka pendek kisaran 1.08 Trilyun.
Tahun 2020 perusahaan masih bisa mendapatkan profit walaupun ada penurunan, namun sekitar 20% saja. Total pendapatan juga masih stabil kisaran 12T seperti di tahun 2019.
Saat ini harga 258 market cap dinilai 4.31 T. Sedangkan asset diasuransikan saja senilai 6.6 Trilyun. Total asset 34T. Liability 10.97 T.
Masih ada selisih 20T.
Dan PBV saat ini hanya 0,3 . Jadi harga saat ini sudah sangat murah.
Saat krisis 2008 harga menyentuh 146 lalu kemudian naik hingga 2800 di tahun 2013. Saat ini harga di 260, ada kemungkinan harga bisa naik ke 1300 untuk target 400% dalam 2 tahun ke depan April tahun 2024.
Menurut saya risk reward cukup menarik untuk target 400% jika beli bertahap saat ini, dan beli lagi jika harga turun . Siapkan 3- 4 kali beli bertahap.
Menurut saya keadaan ekonomi sudah mulai pulih, mungkin akan terjadi perbaikan kinerja yang lebih baik. Produk perusahaan ini juga masih dipakai oleh masyarakat dan merupakan market leader . Dari segi keuangan juga perusahaan masih baik dengan asset yang besar dibandingkan liabilitas. Sehingga menurut saya resiko perusahaan bangkrut dalam 5 tahun ke depan bagi saya sangat kecil . Bahkan ketika pandemic covid di tahun 2020, perusahaan hanya mengalami penurunan pendapatan 20% saja dan masih profit.
Harga beli saya bertahap 260 , 220 , 160, 130 . Bisa lakukan cut loss jika memang bisnis makin buruk/ story berubah untuk bisnis ini, setelah melewati tahap pembelian tsb.
No Responses